Tampilkan postingan dengan label pakan cupang adu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pakan cupang adu. Tampilkan semua postingan

Budidaya Kutu Air ( dhapnia )

Daphnia atau kutu air merupakan salah satu pakan alami yang sangat bermanfaat untuk budidaya benih. Daphnia mengandung protein yang tinggi yang mampu mempercepat laju pertumbuhan ikan. Daphnia dapat dikultur atau dibudidaya dengan mudah dengan bantuan kotoran ayam atau burung puyuh.
Persyaratan Hidup Daphnia hidup pada selang suhu 18-24 C. Daphnia membutuhkan pH yang sedikit alkali yaitu pH 6,7 – 9,2. Sepertii makluk hidup akuatik lainnya PH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia.
Daphnia membutuhkan suplay oksigen untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika oksigen dalam perairan kurang mencukupi Daphnia akan membentuk hemoglobin. Pada kondisi tersebut Daphnia akan berwarna merah. Kurangnya suplay oksigen dapat menyebabkan kematian pada Daphnia.

Kultur Daphnia di bak

Daphnia bisa di kultur dalam bak baik bak tembok. 
Langkah-lankah yang harus di persiapkan antara lain:
1. siapkan sebuah bak tembok berukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 0,5 m
2. keringkan selama 3 hari
3. isi air setinggi 30 – 35 cm dan hentikan bila sudah penuh
4. masukan 2 ember kecil kotoran ayam atau puyuh yang sudah kering
5. tebarkan 0,5 liter induk Daphnia
6. biarkan berkembang sendiri, panen pada hari ke 7 – 12 dari penebaran
7. Panen dilakukan dengan sekup net halus
8. Hasilnya ditampung dalam ember atau baskom

Setiap bak dengan ukuran di atas dapat menghasilkan Daphnia senanyak 10 kg dan puncaknya bisa menghasilkan 2 kg sehari. Agar bisa berkembang lagi, maka dilakukan pemupukan ulang selama 1 minggu sekali dan panen bisa dilakukan pada hari ke 5 atau tergantung populasinya.
Catatan : Induk Daphnia bisa diperoleh di perairan yang banyak mengandung bahan organik, misalnya sawah dan solokan yang airnya tergenang.

Kultur Daphnia di kolam tanah

Daphnia bisa juga dikultur di kolam tanah. Bahkan hasilnya bisa melebihi Dapnia yang dikultur di bak. Caranya,
1. siapkan kolam tanah ukuran 100 m2;
2. keringkan selama 4 – 5 hari;
3. isi air setinggi 40 – 60m dan hentikan bila sudah penuh;
4. tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh yang sudah kering;
5. tebarkan induk 2 liter induk Daphnia;
6. biarkan berkembang sendiri;
7. panen pada hari ke 7 – 12 dari penebaran induk.

Seperti di bak, panen dilakukan dengan sekup net halus. Namun sekup net itu telah diberi tangkai dari bambu atau kayu.
Hasilnya ditampung dalam ember atau baskom. Sebuah kolam seukuran di atas dapat menghasilkan Daphnia sebanyak 40 kg dan puncaknya bisa menghasilkan 5 kg sehari. Agar bisa berkembang lagi, maka dilakukan pemupukan ulang dan panen bisa dilakukan pada hari ke 5 atau tergantung populasinya.

Pengawetan

Budidaya pakan alami seperti halnya Daphnia kadang dipanen pada waktu yang kurang tepat dengan budidaya yang dilakukan. Untuk menyingkapi hal tersebut maka Daphnia yang di panen dapat diawetkan terlebih dahulu hingga menunggu waktu yang tepat untuk diberikan pada ikan. Pengawetan yang dilakukan untuk Daphnia yaitu pengawetan dengan cara dibekukan. Pembekuan tersebut tidak akan mengurangi kandungan gizi pada Daphnia dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga dapat diberikan pada ikan sewaktu-waktu.
Cara pengawetannya adalah sebagai berikut :
1. siapkan kantong plastik bening untuk tempat Daphnia;
2. ambil Daphnia yang telah siap panen dengan sekop halus;
3. biarkan hingga air yang ikut terbawa pada sekop keluar (tiriskan);
4. masukkan Daphnia tersebut dalam kantong plastik yang sudah disiapkan;
5. lipat plastik hingga tidak terjadi kebocoran atau dapat digunakan plaster;
6. masukkan pada frezer;
7. berikan Daphnia yang sudah diawetkan tersebut pada waktu yang tepat.

 Sebelum diberikan pada ikan, Daphnia yang masih beku direndam dalam baskom yang berisi air agar meleleh. Setelah itu baru diberikan pada ikan. Pengawetan tersebut dapat bertahan 1 minggu. jika terlalu lama kandungan gizi pada Daphnia akan rusak.

Pakan Cupang Adu

1. Cacing Darah (cuk merah)

Bentuknya seperti cacing tanah tp lebih kecil dan berwarna merah, merupakan larva sejenis lalat.
Baik di gunakan ( di berikan ) untuk cupang adu pada saat masa ren (songkok) di minggu pertama dan ke dua, "cacing darah" biasa juga di olah menjadi cacing beku tp lebih bagus nya di berikan yg masih segar, jangan memberikan "cacing darah" yg bentuk nya kurang segar (mengeriput / sebagian tubuhnya uda mengering), hal ini dapat menganggu pencernaan ikan.
sebelum di berikan untuk makanan cupang Siram cacing ini dengan air endapan yang telah terlarut oleh anti biotik beberapa kali ke dalam saringan hingga terlihat bersih


2, CUK ( Jentik Nyamuk)

sebaik nya bentuk nya yang agak kasar dan yang benar-benar berwarna hitam, baik untuk masa (khusus) rawatan fisik s/d terakhir menjelang istirahat mau ngadu. cuk yang bagus jenis cuk yang berada di air yang kotor bekas kolam (empang / selokan),oleh karena itu cuk harus bener2 di saring/di ayak.
ketika cuk yang telah di ayak tersebut, maka siap kan wadah baru kembali yaitu sejenis Tupperware kotak berwarna transparan atau putih polos agar nanti nya bisa lebih terlihat dengan jelas jenis yang bukan untuk di berikan pada cupang seperti: se jenis ulat, belatung (uget), cuk bongkok (bendot), & cuk yang sangat kasar besar namun walau mereka masih ber ukuran halus, kecil-kecil tetap saja sebaik nya jangan di berikan ke cupang, kadang warna nya kebiru-biruan, kecoklatan & jika jalan (berenang) berbeda dengan jenis cuk laiinya terkadang jenis tersebut mengumpul (menggumpal) di pinggir atau di bawah saja dengan koloni nya cuk tersebut tidak layak di beri kan ke ikan cupang berbahaya & salah satu contoh jenis cuk hitam yang baikcuk halus: sebaik nya untuk pengganti selingan kutu air bagi para burayak(anak cupang) & baik juga untuk masa ren ikan. sebelum di berikan untuk cupang lbh baik di bersihkan dan klo perlu di beri antibiotik juga biar tidak mengandung bibit penyakit



3. Kutu Air ( Dhapnia )

Kutu air sebagai pakan alami cupang adah udang renik jenis cladocera. Cladocera yang paling banyak ditemukan di perairan umum adalah daphnia dan moina. Umumnya kutu air banyak terdapat pada air tergenang yang kotor dan bercampur sisa buangan limbah rumah tangga. Kutu air juga banyak dijumpai di kolam, situ, danau, rawa, dan sawah yang airnya cenderung tidak mengalir. Hewan ini tampak bergerak dalam kumpulan berwarna merah atau merah kekuningan.
Untuk mengambil kutu air, cukup gunakan serokan yang mempunyai mata jaring halus. Kutu ari yang baru diserok hendaknya tidak langsung diberkan kepada cupang peliharaan karena dikawatirkan perairan tempat kutu air tersebut berasal mengandung bibit penyakit. Karena itu, kutu air tersebut harus dibersihkan beberapa kali. Cara membersihkannya adalah dengan menyiapkan ember yang diisi air yang sudah lama diendapkan. Masukkan kutu air ke dalam wadah ini. Di atas permukaan wadah biasanya akan muncul kotoran-kotoran berupa sampah kecil. Ambil kotoran ini dengan serokan kasar agar kutu air tidak ikut terangkat. Selanjutnya, ambil kembali kutu air dengan serokan atau tuangkan ke dalam serokan halus untuk di bilas sekali lagi. Setelah itu baru berikan kutu air untuk pakan ikan.