Pemilihan induk dan Pemijahan Ikan Cupang


Ikan cupang adalah satu jenis ikan air tawar yang banyak hidup di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Malaya, Indochina, dan Siam.

Orang tak akan menyangka jika ikan sekecil cupang ada yang dihargai sampai jutaan rupiah. Tidak hanya anak-anak yang menyenangi ikan ini, dewasa pun tak ketinggalan, maka tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk membudidayakannya.

Dalam bahasa Inggris jenis ikan cupang ini dikenal dengan nama Talking Gourami atau Croaking Gourami. Ikan ini termasuk jenis ikan dengan badan sangat langsing dan pipih ke samping (Compressed)

Secara umum, sebagaimana jenis ikan air tawar lainnya, jenis ikan cupang ini hanya dapat hidup di air tawar. Karena sifatnya ini, maka jenis ikan cupang banyak dipelihara di akuarium keluarga. Dengan postur tubuh yang dimilikinya, maka jenis ikan cupang ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi penggemarnya.

Jenis ikan cupang memiliki warna dasar tubuh beragam mulai dari kuning hingga sawo matang. Sementara punggungnya berwarna lebih gelap dengan bagian perut lebih terang yaitu lebih kuning menuju ke warna putih.

Pada sisi badannya terdapat garis horizontal yang berwarna gelap biru ataupun hitam. Garis ini dimulai dari mata hingga sirip ekor. Bahkan ada yang mempunyai tambahan garis samar, satu atau dua buah.

Siripnya berwarna kemerahan dengan ujung berwarna ungu atau biru. Pada sirip ini terdapat bintik bintik berwarna seperti pelangi, biru, merah, kehijauan. Warna matanya sangat bagus dan menarik. Warna mata ini bagian luarnya berwarna merah darah, sementara bagian dalamnya berwarna hijau kebruan. Sirip analnya, punggung dan ekor tumbuh smepurna dengan beberapa jari jari yang tumbuh menonjol.

Sifat Sifat Ikan Cupang

Secara alamiah, panjang badan ikan ini dapat mencapai ukuran 6,25 cm, dan jika kita ingin menernak ikan jenis ini, dapat mulai kita pijahkan sejak berukuran 5 cm.

style="text-align: justify;">Jenis ikan cupang adalah salah satu jenis ikan yang mampu membuat sarang busa pada saat akan melakukan pemijahan. Dengan busa yang dibuat itulah, maka telor dapat diletakkan hingga menetas.

Jenis ikan cupang mempunyai sifat pendamai. Disinilah sering terjadi salah persepsi masyarakat, sehingga banyak yang mengatakan bahwa cupang adalah ikan petarung. Padahal yang ikan petarung adalah jenis ikan Betta, yang sama sama pembuat sarang busa saat akan memijah.

Cara Pemijahan

Untuk memijahkan ikan cupang sebenarnya bukan pekerjaan yang sulit. Ikan ini mempunyai kemampuan hidup di tempat yang sangat terbatas sekalipun sebab ikan ini dapat bernafas dengan mengambil secara langsung dari udara.

Tempat pemijahan ikan ini dapat menggunakan akuarium berukuran 20 X 40 m dengan ketinggian 20 cm, atau toples-toples kaca. Dalam bak atau akuarium ini kita masukan tanaman air, misalnya enceng gondok. Enceng gondok ini untuk sarang busa yang akan dibangun oleh sang jantan. Sementara air yang digunakan cukup air sumur biasa yang sudah diendapkan selama 24 jam atau air hujan.

Memilih Indukan

Agar proses pemijahan berhasil, maka kita harus memilih indukan yang memang sudah siap untuk dipijahkan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan jantan dan betinanya. Untuk hal ini kita dapat melihat dari warna dan jari-jari sirip anal, pungung, dan ekor yang tumbuh sempurna, yaitu lebih panjang dari selaput yang menutupinya. Sementara yang betina biasa saja.

Indukan ikan cupang yang kita pakai adalah yang sudah berukuran 5 cm atau berumur kira-kita 6 – 7 bulan. Jantan dan betina yang kita masukan ke dalam akuarium pemijahan jumlahnya sebanding sebab ikan cupang menganut sistenm monogamy. Dan, untuk kesuksesan, maka ke dalam akuarium kita berikan makanan yang layak, misalnya jentik nyamuk dan kutu air.

Proses Pemijahan

Akuarum disiapkan sebagai tempat pemijahan, dibersihkan dari kotoran dan dilengkapi dengan kebutuhan pemijahan, misalnya tanaman air. Kondisi ini harus diciptakan agar indukan dan juga anakan hasil pemijahan nanti tidak mati oleh kotoran yang ada.

Indukan yang sudah dipilih, dimasukkan ke dalam akuarium, sesuai dengan jumlah sarang yang dipersiapkan. Pada saat itulah, indukan jantan akan membangun sarang busa. Induk betina hanya mengawasi proses tersebut. Setelah semua siap, maka kedua indukan tadi bercumbu di bawah sarang busa.

Indukan betina akan mengeluarkan telornya dan indukan jantan segera menyemprotkan spermanya. Telor-telor akan melekat pada sarang busa. Jika ada telor yang jatuh, maka kedua indukan akan bekerja bersama untuk memunguti dan meletakkannya di sarang busa. Setelah itu, induk betina dipisahkan. Induk jantan dibiarkan di tempat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar